Ringkasan Laporan Kegiatan PKM-M
Environmental Media Literasi
Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
(Pembinaan dan Kampanye Kepedulian Lingkungan Hidup di SMP N 4 Pakem)
Oleh:
Niken Budi Pratiwi (05/185787/SP/21095)
Prisci Permana Sari (06/198556/FA/07696)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2008
PENGESAHAN
LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Environtmental Media Literasi Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos (Pembinaan dan kampanye kepedulian Lingkungan hidup di SMP N 4 Pakem)
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Bidang Ilmu : Sosial-pendidikan
4. Tempat Dilaksanakan PKM : SMP N 4 Pakem
5. Tahun Pelaksanaan PKM : 2008
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :Dr Suharko
b. Alamat Rumah dan No Tel./HP :081328741206
c. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
7. Mahasiswa pelaksana
a. Ketua
Nama Lengkap : Niken Budi Pratiwi
NIM : 05/185787/SP/21095
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Prodi : Sosiologi
Perguruan Tinggi : Universitas Gadjah Mada
b. Mahasiswa pelaksana
Nama Lengkap : Prisci Permana Sari
NIM : (06/198556/FA/07696)
Fakultas : Farmasi
Prodi : Obat Alami
Perguruan Tinggi : Universitas Gadjah Mada
8. Lembaga Mitra : Pemuda Dusun Sukunan yang telah terbiasa mengolah sampah secara mandiri selama 5 tahun berturut-turut
ABSTRAKSI
Tidak jauh dari judul yang kami pilih, program ini adalah program pendampinan pembuatan kompos dari sampah organik di SMP 4 Pakem. Alasan dilaksanakannya program di SMP N 4 Pakem karena dua alasan utama yaitu, pertama karena pengetahuan dan kesiapan siswa-siswinya, kedua adalah karena SMP ini adalah unggulan maka akan memudahkan untuk mengajak kampenye kepada sekolah-sekolah yang lain, asumsinya bahwa SMP unggulan menjadi standar kualitas pendidikan bagi sekolah-sekolah lain, atau dengan kata lain SMP unggulan adalah contoh bagi sekolah lain untuk melakukan sesuatu yang lebih baik.
Siswa yang mengikuti program ini adalah siswa-siswi SMP N 4 Pakem kelas VII dan VII. Siswa-siswi SMP 4 Pakem mempraktekkan proses pembuatan kompos, kemudian mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, masing-masing dari mereka membuat kompos dengan pengurai yang berbeda-beda. Untuk pemerataan proses perolehan pengetahuan, maka kami menggunakan pot sebagai komposter, sehingga setiap anak memiliki satu proses.
Setelah mereka mengerti cara membuat kompos kemudian mereka menuliskannya ke dalam sebuah poster—satu kelompok membuat satu poster. Poster ini dugunakan untuk dokumentasi proses pembuatan kompos bagi siswa-siswi SMP 4 Pakem, selain itu poster dapat memudahkan transfer ilmu pengetahuan. Setelah poster dibuat kami mengajak siswa-siswi SMP 4 Pakem untuk berkampanye dan mensosialisasikan cara membuat kompos ke 5 sekolah di sekitar SMP N 4 Pakem.
Untuk mengetahui adanya perbedaan perolehan pengetahuan akan pembuatan kompos, sebelum melakukan pembinaan, mereka harus mengisi questioner yang isinya adalah survai tentang pengetahuan mereka dalam pembuatan kompos, begitu juga ketika pada akhir kegiatan, mereka harus menuliskan laporan pembuatan kompos.
Kata kunci : pembinaan, membuat kompos, pengetahuan, dan kampanye
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini problem lingkungan terasa semakin memburuk. Akibat dan dampak dari berbagai aktivitas manusia banyak mengakibatkan degradasi lingkungan karena tidak diimbangi dengan langkah-langkah penyelamatan lingkungan. Dampak buruk ini rupanya memancing gerakan sosial berupa penyelamatan lingkungan kian marak.
Salah satu hal yang sering di lupakan orang orang adalah perlakukan terhadap sampah. Sampah sering di bunag begitu saja, sehingga muncullah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dimana-mana. Padahal jika diolah dengan baik sampah dapat memberikan keuntungan tersendiri. Sampah menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua yakni sampah organik dan sampah non- organik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan dekomposer, sehingga jika didiamkan saja akan menimbulkan bau yang tidak sedap, contohnya adalah sampah dapur dan sampah kebun. Dekomposi bahan organik menghasilkan berbagai jenis gas, dan pencemaran air karena perlakuan yang tidak tepat. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroba saprofit, sehingga sering mengakibatkan pencemaran pada lingkungan pada waktu yang lama.
Disisi lain, pendidikan sebagai lembaga ilmu pengetahuan, jarang memfasilitasi proses pembelajaran secara langsung upaya-upaya penyelamatan lingkungan. Mayoritas selama ini yang ada hanya pengenalan teori di dalam ruangan kelas tanpa sidertai praktek. Mari kita mengamati orang-orang yang ada di sekitar kita. Semua siswa sudah belajar bahwa sampah organic dapat diolah menjadi kompos dan kompos baik untuk tumbuh-tumbuhan, tetapi setelah lulus sekolah berapa banyak dari mereka yang tahu bagaimana cara membuat kompos? Hanya sedikit sekali. Padahal cara mengolah sampah organic menjadi kompos sangat mudah.
Kami yakin jika kesadaran, kepekaan, dan kepedulian lingkungan dapat diciptakan pada setiap individu. Penciptaan itu akan lebih efektif ketika dilakukan sedini mungkin dan melalui institusi pendidikan. Oleh karena itu program ini akan kami laksanakan di SMP N 4 pakem yang sebagai sekolah unggulan. Pemilihan SMP ini karena kami asumsikan standar yang berlaku di dalamnya sudah memenuhi standar yang bertaraf nasional, bahkan internasional, rata-rata siswanya berasal dari keluarga kelas soaial-ekonomi menengah, supporting system untuk pembuatan media literasi sangat mendukung, secara kognitif siswa sudah memadai untuk program ini artinya mereka dapat dengan mudah dibimbing untuk melakukan sesuatu yang positif, tetapi pengetahuan, kesadaran, kepekaan, dan kepedulian tentang lingkungan sudah mumpuni untuk mendukung praktek pengolahan sampah organic menjadi kompos, tetapi mereka belum memiliki kemempuan untuk melakukan aksi konkret untuk menyelamatkan lingkungan.
B. Tujuan
Program ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:
1. Bagi mahasiswa
Dapat menerapkan dan belajar dalam tataran praktis dalam lingkungan masyarakat, memposisikan diri sebagai agent of change yang peka terhadap lingkungan dan pengabdian masyarakat dengan cara terjun dan berinteraksi secara langsung dengan masyarakat.
2. Bagi Siswa-siswi SMP N 4 Pakem
Mempunyai tambahan keahlian khusus dalam pengolahan sampah menjadi kompos, sehingga dapat meningkatkan kepedulian lingkungan sejak dini.
3. Bagi ilmu pengetahuan
Dukungan yang memperkuat peranannya dalam memberi solusi, terutama dalam masalah lingkungan hidup.
4. Bagi lingkungan
Harapan yang semakin besar dalam perbaikan kualitas lingkungan hidup.
C. METODE PELAKSANAAN
D. 1. Bahan
a. Arang
b. Kompos yang sudah jadi
c. Ragi tape
d. Gulapasir
e. Air bersih
f. Cacing
g. Sampah organic
D.2. Alat
a. Pot kecil/kaleng plastic bkas
b. Sendok
c. Semprotan
d. Jrigen
e. Serabut kelapa
f. Plastik
g. Tali
h. Kertas Manila
i. Kuas
j. cat air
k. pensil
l. rautan pensil
m. spidol warna-warni
n. penghapus pensil
o. palet
p. spidol board marker
q. hiasan/aksesoris
D.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Program ini dilaksanakan di SMP N 4 Pakem, Sleman, Yogyakarta. Program ini ditujukan kepada siswa-siswi kelompok Karya Ilmiah Siswa (KIS) SMP N 4 Pakem yang terdiri dari murid kelas VII dan VIII.
Program telah dimulai pada tanggal 26 Maret 2008. Pelatihan untuk siswa dalam pengolahan sampah menjadi pupuk organik dilakukan setiap hari senin untuk kelas VII dan hari selasa untuk kelas VIII selama setengah jam dari pukul 14.00-14.30 WIB, dua pertemuan awal dan pukul 13.00 – 14.00 WIB sampai tanggal 5 Juni 2008.
D.2. Proses Pelaksanaan
Menjalin kerjasama dengan SMP 4 Pakem
Persiapan peralat dan bahan
Sosialisasi awal pembuatan kompos dalam tapah ini dilakukan survai awal untuk mengetahui jumlah siswa yang telah mengetahui cara mengolah sampah organic menjadi kompos
Pendampingan pembuatan kompos
Pendampingan pembuatan laporan
Pembuatan laporan oleh siswa
Pengumpulan laporan
pembuatan desain poster tempel Perijinan SMP target kampanya
Penilaian laporan
Sosialisasi pembuatan poster dan publikasi yang berminat untuk membuat poster
Pemdampingan pembuatan poster
Persiapan Kampanye
Pelaksanaan kampanye Dengan membawa poster
E. Hasil dan Pembahasan
E.1. Pembahasan
Pada proses pelaksanaannya berjalan cukup baik karena mendapat respon positif dari pihak sekolah sehingga ini akan mempermudah kerja kami dalam melaksanakan program PKM-M ini. Awalnya kami akan melakukan pelatihan untuk 25 siswa saja, namun karena kemanfatan program ini, kami diminta untuk melibatkan semua siswa-siswi yang tergabung dalam KIS kelas VII dan kelas VIII. Kemudian kami berkonsultasi dengan mitra kami yaitu pemuda desa Sukunan yang telah terbiasa membuat kompos dan sering mendapat kunjungan dari sekola-sekolah, maka mereka menyarankan untuk melakukannya dalam pot-pot kecil atau kaleng plastic bekas untuk membuat kompos. Akhirnya kami memilih metode ini, dimana satu anak akan memiliki satu proses pembuatan kompos dalam satu pot.
Pada hari pertama bertemu dengan siswa, kita memberikan sosialisasi awal pembuatan kompos untuk semua siswa kelas VII pada hari senin dan siswa kelas VIII pada hari selasa. Dalam kegiatan ini kami menyampaikan pengertian kompos itu sendiri, alat dan bahan yang digunakan, prosedur pembuatan seperti harus menjaga kelembapan serta prosedur penyimpanan, dan cara pembuatan kompos.
Dalam tahap ini kami melakukan survai dan mendapatkan hasil seperti dugaan kami semula bahwa hanya 5 orang (97%) dari 173 siswa-siswi kelas VII yang pernah mendapatkan pengetahuan praktis pembuatan kompos, sedangkan kelas VIII hanya 89% yang telah mengatahui praktek pembuatan kompos. Pengetahuan praktis ini pun beragam, ada yang pernah melihat demonstrasi langsung, demonstrasi di TV, ada yang mempraktekkan di rumah.
Pertemuan berikutnya pendampingan pengolahan sampah organik menjadi kompos pada hari senin untuk kelan VII dan hari selasa untuk krlas VIII. Tahap ini cukup berhasil karena siswa yang mengikuti nya cukup banyak, dan aktif. Selain itu juga dilakukan pengukuran parameter pengkomposan yaitu volume tanah, karena jika pengkomposan berhasil maka volume tanah akan menyusut, serta perubahan suhu, karena sampah akan didekomposisi oleh bakteri dalam tanah, aktivitas yang dilakukan oleh bakteri tersebut akan menimbulkan panas sehingga suhu akan naik setelah minggu ke 4-5. Pendampingan dilakukan selama lima minggu dengan jadwal yang telah tertera diatas.
Memasuki minggu ke 5-6 dapat diketahui jumlah kompos yang berhasil dibuat, yaitu sekitar 50% dari keseluruhan pembuatan kompos dari sampah organic berhasil dilakukan oleh siswa-siswi SMP N 4 Pakem. Perlu digarisbawahi bahwa program ini memberikan inspirasi untuk melakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos oleh siswa SMP N 4 Pakem di rumahnya, dan alhasil pembuatan kompos dari sampah organikpun berhasil dan telah dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias dirumahnya.
Minggu kelima setelah pembutan, kami bagiakan format laporan untuk tiap kelompok dan pendampingan pembuatan laporan. Format laporan berisi judul kegiatan, tujuan, dasar teori tentang kompos dan pengkomposan, alat bahan yang digunakan selama kegiatan, cara kerja pembuatan, hasil data yang diperoleh dan pembahasan hasil yang diperoleh. Dengan pembuatan laporan ini kami berharap dapat melihat seberapa jauh tingkat kepahaman siswa dengan pengolahan sampah organik menjadi kompos ini.
Selanjutnya kami mengajak salahs seorang siswi SMP N 4 Pakem untuk membuat publikasi untuk menawarkan pembuatan poster yang berisis tentang cara membuat kompos. Pembuatan poster ini diikuti oleh 20 orang siswa-siswi kelas VII dan VIII. Kemudian mereka kampanye dengan cara mempublikasikan cara membuat kompos dari sampah organic ke sekolah-sekolah di sekitar SMP N 4 Pakem. Sekola-sekolah itu antara lain: SD N 4 Pakem, SD Percobaan 3 Yogyakarta, SLTP N 1 Pakem, SLTP N 2 Pakem, dan SLTP N 3 Pakem.
G. HAMBATAN DAN KENDALA
Program ini tentu saja tidak berjalan mulus seperti pada rancangan awal, beberapa hambatan dan kendala yang kami identifikasikan adalah
1. Karena sekolah ini adalah sekolah ungulan, jadi kegian siswa-siswinya banyak sekali sehingga meskipun program ini terinstitusionalisasi ke dalam KIS tetapi waktu yang kami gunakan hanya setengah jam diantara bel bupang sekolah sampai KIS dimulai
2. Pada pembuatan kompos tidak semua siswa-siswi membawa pot kecil, hanya sekitar 70% yang membawa, sehingga tidak semua mengikuti proses ini, meskipun pada sosialisasi teori pembuatan kompos semua siswa kelas VII dan kelas VIII hadir.
3. Agak sulit untuk mengkoordinasi di waktu yang sempit ini, karena pada waktu senggang tersebut banyak yang menggunakannya untuk shalat, makan siang, persiapan kegiatan selanjutnya, mengobrol dengan teman, bermain, dan sebagainya sehingga banyak siswa-siswi yang lupa merawat proses pembuatan komposnya dengan baik.
4. Karena kesibukan siswa-siswi SMP N 4 Pakem, maka kami sengaja untuk tidak terlalu menekan/memaksa mereka untuk berpartisipasi dalam pembuatan poster, kami hanya menawarkan yang berminat, dan terdapat 20 orang yang berpartisipasi dalam pembuatan poster ini.
5. Kesalahan meletakkan tempat di tempat yang panas, dan lupa merwat proses pembuatan kompos membuat sampah-sampah mongering dan belum berhasil menjadi kompos. Selain itu beberapa dari mereka meletakkan pot-pot pembuatan kompos di tempat-tempat yang berbeda sesuai tempat dimana meraka biasa berkumpul/bermain.
6. Karena beberapa kendala adanya kegiatan sekolah seperti ujian tengah semester, penerimaan siswa baru, dan kegiatan internal sekolah, dengan terpaksa beberapa rangkaian program kami terpaksa tertunda.
Program yang tertunda antara lain :
a. Pengoreksian laporan siswa
b. Pembuatan desain poster tempel dan cetak poster
c. Perijinan kampanye ke SMP di Yogyakarta dan sekitarnya
d. Pendampingan pembuatan poster untuk siswa duta lingkungan
e. Pelaksanaan kampanye
KEUNGGULAN PROGRAM
Begitu banyak pembinaan pembuatan kompos di masyarakat, tetapi program kami berbeda dan memiliki keunggulan tertentu antara lain:
1. Siswa-siswi SMP N 4 Pakem belajar untuk melakukan tanggung jawab social dengan cara melakukan kampanye dan publikasi / transfer ilmu pengetahuan khususnya tentang global warming dan cara pembuatan kompos ke sekolah-sekolah lain di sekitar SMP N 4 Pakem.
2. Siswa-siswi SMP N 4 Pakem belajar untuk tampil di hadapan public dalam rangka mensosialisasikan pengalaman dan pengetahuan mereka.
3. Siswa-siswi SMP N 4 Pakem dapat menuliskan cara membuat kompos secara mudah dan sistematis dalam media yang menarik (poster) untuk mempublikasikan ilmu pengetahuan yang telah mereka dapat.
4. Proses pembuatan kompos ini tidak terlepas dari kultur ilmiah, dimana siswa-siswi SMP N 4 Pakem melakukan pengamatan yang tertulis dalam laporan pembuatan sampah organic menjadi kompos, artinya terdapat dokumentasi tertulis dalam kegiatan ini.
5. Siswa-siswi SMP N 4 Pakem dapat menemukan cara yang beragam dalam proses membuat kompos dengan memvariasikan pengurai (cacing, ragi tape, dan tanpa pengurai), penympanan yang berbeda-beda sehingga mereka dapat membandingkan dan mengevaluasi perbedaan prosesnya.
6. Program ini telah terinstitusionalisasi karena menjadi bagian dari kegiatan KIS dan akan dimasukkan dalam objek pengamatan tambahan laboratorium hayati.
H. KESIMPULAN
Program ini telah berjalan dengan baik, meskipun terdapat hambatan dan kendala, tetapi kami masih dapat mengatasi sehingga tujuan baik dan keunggulan program ini masih dapat tercapai secara memuasakan. Kegiatan ini cukup memberikan pengetahuan tersendiri yang dapat meninspirasi siswa SMP N 4 Pakem untuk melaksanakan proses membuat kompos di rumah. Program ini tidak hanya memberikan pengetahuan membuat kompos, tetapi juga kegiatan social yang sangat penting untuk melatih komunikasi dan tampil di hadapan publik untuk transfer ilmu pengetahuan dan tanggung jawab social, yang sekaligus menjadi keunggulan utama program kami diantara program-program pembuatan kompos yang lain. Program ini telah terinstitusionalisasi ke dalam KIS dan objek tambahan laboratoriun hayati SMP N 4 Pakem. Kami berkesimpulan bahwa program ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa komunikasi yang baik dan bantuan dari semua pihak yang terkait seperti lembaga mitra Pemuda Sukunan, siswa-siswi SMP N 4 Pakem, sekolah-sekolah sasaran kampenye, dan semua pihak yang membatu, karena kunci utama dalam pemberdayaan adalah cara berkomunikasi dalam bersosialisasi.
Tuesday, June 24, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment